IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Pelatihan TPK, Ini Pesan Bupati Mojokerto untuk Turunkan Angka Stunting

Avatar of Jurnalis : Lintang - Editor : Yunan
WhatsApp Image 2024 03 01 at 9.16.20 AM
Pelatihan Tim Pendamping Keluarga (Kominfo Kab Mojokerto)

Kabupaten Mojokerto, Kabarterdepan.com – Pemkab Mojokerto mengadakan pelatihan Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk menurunankan angka stunting di Pendopo Kecamatan Kutorejo, Rabu (28/2/2024) siang.

Dalam kesempatan itu, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengungkapkan, dalam menyukseskan percepatan penurunan stunting di Bumi Majapahit, maka TPK harus melakukan pemantauan dari calon pengantin (catin) hingga baduta.

Responsive Images

“Ibu-ibu yang harus anda pantau dan anda dampingi ini siapa saja, pengantin (canting), ibu hamil calon (bumil), ibu nifas, bayi di bawah dua tahun (baduta). Bayi membentangkan hanya sampai usia dua tahun, kenapa hanya dua tahun? Karena masa emasnya sampai usia dua tahun, hanya saja fakta menunjukkan ternyata di atas dua tahun itu yang jatuh dalam kondisi stunting itu banyak,” ujar Bupati Ikfina.

Di hadapan 170 peserta yang meliputi TPK dan TP PKK se-Kecamatan Kutorejo, Ikfina juga menjelaskan, TPK harus memonitoring terhadap ibu-ibu hamil yang mengalami Kurang Energi Kronis (KEK) dan Risiko Tinggi (Risti), karena dua hal tersebut sangat berisiko ibu melahirkan bayi stunting.

Orang nomor satu di lingkup Pemkab Mojokerto ini juga menjelaskan, total Bumil se-Kecamatan Kutorejo ada 862, sementara Kurang Energi Kronis (KEK) 83, serta Risiko Tinggi (Risti) 267.

“Beda ya KEK sama Risti. Jadi kalau KEK itu dilihat dari status gizinya. Ibu hamil mengalami Risti karena salah satu indikatornya adalah tinggi badannya kurang dari 145 cm, kalau ibunya kecil pinggulnya juga sempit. Belum tentu ibu-ibu yang Risti itu mengalami KEK. Yang Risti dan KEK ini perlu diperhatikan karena kemungkinan akan mengalami stunting bayinya,” jelasnya.

Lebih lanjut, bupati Ikfina juga mengimbau, agar TPK juga melakukan pemantauan terhadap perkembangan bayi baru lahir hingga balita, agar bayi tersebut terhindar terjadinya stunting.

“Karena nanti anda bisa memonitor dari pertambahan berat badannya, pertumbuhannya, kalau kemudian bayi itu ditimbang. Kalau belum ditimbang tidak akan mengerti. Karena belum tentu bayi yang gemuk itu tidak stunting,” tuturnya.

Di akhir arahnya, bupati perempuan pertama di Pemkab Mojokerto juga berpesan, agar bisa menyukseskan percepatan penurunan stunting, maka TPK harus bisa memastikan kecukupan gizi pada ibu dan bayi yang ada di wilayah masing-masing.

“Terakhir saya pesan, supaya tidak stunting dan supaya berat badannya naik sesuai grafik adalah satu adalah bagaimana kecukupan gizi, dan kedua adalah bagaimana imunisasi lengkap disertai dengan menjaga kebersihan agar tidak berulang kali sakit,” pungkasnya.

Diketahui, acara pelatihan tersebut juga turut dihadiri Forkopimca Kutorejo, Kepala Puskesmas Pesanggrahan, Kepala Desa se-Kecamatan Kutorejo, dan Ketua Penggerak PKK dan TPK Kecamatan Kutorejo. (*)


Eksplorasi konten lain dari Kabar Terdepan

Mulai berlangganan untuk menerima artikel terbaru di email Anda.

Tinggalkan komentar