IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Kecewa Anaknya Tak Diterima PPDB Zonasi, Orang Tua Nekat Ukur Jarak ke Sekolah Pakai Meteran

PPDB zonasi
Amir Ayib, orang tua siswa yang kecewa anaknya tak diterima PPDB zonasi (tangkapan layar @undercover.id)

Tangerang, KabarTerdepan.com – Kecewa anaknya tidak diterima di sekolah dalam Penerimaan Anak Didik Baru (PPDB) zonasi, orang tua siswa nekat mengukur jarak rumah ke sekolah menggunakan meteran manual.

Orang tua bernama Ayip Amir itu mendaftarkan anaknya ke SMA 5 Kota Tangerang.

Responsive Images

Namun anaknya tidak diterima, padahal jarak antara rumah Amir ke sekolah tidak jauh.

Untuk membuktikan dugaan kecurangan dalam PPDB zonasi, ia pun nekat mengukur jarak rumah ke sekolah dengan meteran.

Indikasi kecurangan PPDB zonasi yang dialami Amir itu viral di media sosial (medsos). Salah satunya yang dilansir kabarterdepan.com di instagram @undercover.id.

Di video itu Amir mencoba membuktikan siswa yang diterima di SMA 5 Kota Tangerang dengan jarak rumah 59 meter hingga 100 meter dari sekolah. Hasilnya, tidak ada satu pun nama siswa yang diterima.

“Kami sengaja membawa meteran, biar puas sekalian, kita cari itu nama siswa yang tertera dari 59 sampai 100 meter,” ujar Amir di video itu.

“Dan hasilnya nihil, tidak ada satu pun nama siswa di dekat-dekat sekolah itu,” tegas Amir yang dikutip Jumat (14/7/2023).

Di video itu Amir mengukur jarak sekolah ke rumah siswa dengan meteran. Namun ia heran tidak ada nama siswa yang terdekat tertera mendaftar di SMA 5 Kota Tangerang itu.

“Gak ketemu ini, di depan tadi kosong, gak ada yang daftar di SMA, makanya bingung ini, kacau,” ujar Amir.

Posisi siswa yang masuk SMA tadi kita cek nama Safira nggak ada, adanya kata ketua RW kemungkinan ada di belakang, tapi kan itu lebih jauh lagi jaraknya dengan SMA 5, makanya ini SMA 5 bagaimana mengukur zonasinya?,” beber Amir.

Postingan itu pada Jumat (14/7/2023) sudah disukai 16.122 like dan 1.863 komentar. Tidak sedikit akun yang berkomentar agar PPDB menggunakan nilai.

“Masih mending lewat Nem atau nilai murni UN, terbukti kualitasnya di sekolah. Banyak sekolah favorit yang dulu terkenal ketat persaingannya setelah adanya zonasi jadi menurun kualitas anak didiknya, ini dirasakan semua guru. Namun apapun itu semoga ada jalan keluar yang bisa menjadi solusi saat ini, semoga pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik lagi,” tulis akun @adamsya***.

Akun lainnya bahkan ada yang menduga PPDB zonasi malah menjadikan sekolah negeri korupsi.

“Sistem zonasi malah banyak sekolah negeri yang korupsi,” tulis akun @samudera_printing***. (*)

Responsive Images

Tinggalkan komentar