IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Hari Buku Nasional 17 Mei, Pentingnya Literasi di Indonesia

Avatar of Redaksi
Artboard 3
Hari Buku Nasional (Redaksi Kabarterdepan.com)

Nasional, Kabarterdepan.com – Salam Literasi! Tahukah kalian, pada tanggal 17 Mei ini diperingati sebagai Hari Buku Nasional serta Hari Lahir Perpustakaan Nasional Republik Indonesia? Apakah kalian sudah baca buku hari ini?

Ngomongin soal literasi, kira-kira tingkat literasi di Indonesia masuk peringkat berapa ya? Ada yang tahu? Sebelum menyebutkan peringkat berapa, pertama-tama, apa sih sebenarnya literasi itu? memangnya sepenting itukah literasi bagi suatu Negara?

Responsive Images

Literasi menurut UNESCO adalah wujud dari keterampilan yang secara nyata, yang secara spesifik adalah keterampilan kognitif dari membaca serta menulis, yang terlepas dari konteks yang mana keterampilan itu diperoleh dari siapa serta cara memperolehnya.

Nah, untuk tingkat literasi di Indonesia, menurut dari data Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2023 sebanyak 278,69 juta jiwa.

Namun, berdasarkan data UNESCO, hanya 0,001% masyarakat Indonesia yang memiliki minat baca. Berarti, dari 1.000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang aktif dan gemar membaca. Namun, ada beberapa daerah di Indonesia dengan tingkat literasinya meningkat hingga mencapai 51,69 % di tahun 2022, tepatnya di daerah Sumbagut (Sumatera bagian utara).

Lalu, pernah mendengar tentang istilah PISA? (Program of International Student Assessment), apakah ada hubungannya dengan tingkat literasi?

Tentunya ada, pada tahun 2019, minat baca Indonesia menempati peringat ke 62 dari 70 negara, Indonesia masuk dalam 10 negara yang memiliki tingkat literasi terendah di antara negara-negara yang disurvei.

Jadi bagaimana menurut kalian mengenai tingkat literasi di Indonesia? Lantas apakah ada penyebabnya mengenai rendahnya kemampuan literasi di Indonesia?

Dirangkum dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, ada 5 penyebab rendahnya kemampuan literasi di Indonesia, apa saja itu?

  1. Memahami literasi sebatas kemampuan membaca, bukan kemampuan menalar
  2. Belajar untuk membaca, tetapi tidak membaca untuk belajar
  3. Aktif membaca, tetapi tidak membaca aktif
  4. Lupa menghubungkan kemampuan menulis dengan kemampuan membaca
  5. Tidak memahami bahwa membaca bukan bawaan lahir, melainkan potensi yang dapat dikembangkan.

Sedangkan dari berbagai sumber, salah satunya adalah,

  1. Sulitnya akses buku, hanya 45,9% sekolah dasar yang memiiki perpustakaan sisanya 92 ribu sekolah tidak memiliki perpustakaan, khususnya di Indonesia Timur.
  2. Gempuran teknologi, kemajuan teknologi membuat orang lebih percaya dengan berita hoaks dan jadi malas membaca buku.

Lantas bagaimana cara meningkatkan kemampuan literasi di Indonesia? Ada kemungkinan bisa meningkat namun tidak begitu naik drastis, seperti:

  1. Membangun habit membaca. Membiasakan membaca buku sesuai genre, misalnya pada usia kanak-kanak memberikan gambar di setiap buku bacaan.
  2. Lingkungan yang mendukung. Misalnya, beberapa orang yang melarang membaca buku hanya berdasarkan isi atau cover yang mengandung unsur terlarang padahal isi bukunya genre komedi.
  3. Bisa bergabung dengan komunitas bacaan, hal seru yang bisa didapatkan dengan berkumpul dan bertukar bacaan lalu berdiskusi mengenai poin isi bacaan.

(Putri)


Eksplorasi konten lain dari Kabar Terdepan

Mulai berlangganan untuk menerima artikel terbaru di email Anda.

Tinggalkan komentar