IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Beras Terus Melambung, Begini Tanggapan Dinas Ketahan Pangan Pertanian dan Perikanan Sragen

Pedagang tradisional Pasar Sukodono, Sragen. (Masrikin/kabarterdepan.com)
Pedagang tradisional Pasar Sukodono, Sragen. (Masrikin/kabarterdepan.com)

Sragen, kabarterdepan.com – Harga pangan, khususnya beras, di Kabupaten Sragen belakangan terus naik. Dari awal tahun lalu Rp 12.000- Rp 13.000 kini naik hingga tembus Rp 16.000 per kilogram untuk kualitas premium.

Sementara untuk kualitas medium seharga Rp 15.000 per Kilogram. Kondisi ini membuat daya beli masyarakat menurun.

Responsive Images

Menurut Win (45), pedagang di pasar tradisional pojok Sukodono, Sragen, mengatakan bahwa beras yang ia jual di kiosnya saat ini harganya terus naik dari Rp 16.500 hingga Rp 17.000 untuk kategori premium. sedangkan yang kualitas terendah medium harganya Rp15.000 per kilogramnya.

“Harga beras untuk yang paling bagus kita jual 15 sampai 17 ribu, tergantung kualitasnya,” ucapnya, Rabu (21/2/24).

Wanita yang akrab dipanggil mbak Win ini mengaku bahwa saat ini belum banyak petani yang menjual hasil panen gabah di tempatnya.

“Belum ada petani yang menjual gabahnya disini, harga beras naik nantinya gabah pun ada kenaikan harga,” terangnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Sragen Eka Rini saat dikonfirmasi kabarterdepan.com mengatakan, terkait kenaikan harga beras,disebabkab harga gabah juga naik.

“Saat ini di wilayah Sragen keadaan panen masih berspot-spot belum serentak,” tuturnya

Masih dalam keterangannya, petani padi di Sragen kawasan cukup luas, banyak bakul / pembeli sehingga terjadi persaingan harga untuk mendapatkan barang.

Selain faktor tersebut pihaknya juga menyampaikan hasil pantauan Dinas rata-rata musim panen saat ini biaya produksi juga tinggi.

“Ongkos tenaga naik, petani juga masih nyedot air sumur karena hujan blm maksimal,” tambahnya.

Eka Rini juga menyatakan, kendala pupuk bersubsidi untuk pertanian yang terbatas juga menjadi kendala petani.

“Kebutuhan pupuk subsidi masih terbatas sehingga untuk mencukupi kebutuhan pupuk petani juga membeli pupuk non subsidi,” Pungkasnya. (kin).

Responsive Images

Tinggalkan komentar