IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Bupati Mojokerto Pimpin Apel Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Avatar of Jurnalis : Lintang - Editor : Yunan
WhatsApp Image 2024 06 06 at 4.57.31 PM
Apel peringatan hari lingkungan hidup sedunia (Kominfo Kab Mojokerto)

Kabupaten Mojokerto, Kabarterdepan.com – Setiap tanggal 5 Juni diperingati sebagai hari lingkungan hidup sedunia. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto melaksanakan apel peringatan hari lingkungan hidup sedunia tahun 2024 di halaman Pemkab Mojokerto, Rabu (5/6/2024) pagi.

Bupati Mojokerto Ikfina Fatmawati selaku pemimpin apel menyampaikan sambutan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI di hadapan seluruh pegawai di lingkup Pemkab Mojokerto.

Responsive Images

Peringatan ini mengusung tema “Land Restoration, Desertification, and Drought resilience (restorasi lahan, penggurunan dan ketahanan terhadap kekeringan)” dengan slogan “Our Land, Our Future, Generation Restoration.”

Hari lingkungan hidup sedunia ini diperingati berdasarkan pada keputusan majelis umum PBB pada tahun 1972 saat konferensi Stockholm. Peringatannya dilaksanakan secara mendunia serta pusat peringatannya dimandatkan kepada satu negara yang ditunjuk. Untuk tahun 2024 ini kerajaan Arab Saudi menjadi tuan rumah.

Dalam sambutannya, Bupati Ikfina menjelaskan hari lingkungan hidup tahun 2024 difokuskan pada kegiatan pemulihan lahan, pengendalian desertifikasi, dan ketahanan terhadap kekeringan.

Presidensi G20 telah menghasilkan adopsi Global Land Restoration Initiative yang sangat penting mengingat bahwa dunia menghadapi triple planetary crisis yang semakin intens yakni krisis perubahan iklim, krisis kerusakan alam dan kehilangan biodiversitas, serta krisis polusi dan limbah.

“Pemulihan lingkungan merupakan kunci dalam membalikkan arus degradasi lahan, dan dapat sekaligus meningkatkan mata pencaharian, mengurangi kemiskinan, dan membangun ketahanan terhadap cuaca ekstrem. Pemulihan juga meningkatkan penyimpanan karbon dan memperlambat proses ataupun dampak akibat perubahan iklim,” jelasnya.

Menurut Ikfina, pemulihan dari degradasi lahan ini sangat penting. Sebab, lahan menjadi ruang hidup manusia, menyediakan makanan, pakaian, dan tempat perlindungan. Tak hanya itu, lahan juga mendukung perekonomian, kehidupan, dan mata pencaharian.

Oleh sebab itu, ambisi dan investasi perlu ditingkatkan untuk pemulihan lingkungan, serta memberikan momen terobosan besar bagi perbaikan lahan, sebagai upaya untuk mengatasi kekeringan.

“Pemulihan juga berkaitan langsung dengan upaya penyelesaian krisis iklim. Dalam upaya penyelesaian krisis iklim, inovasi dan prinsip keadilan memegang peran penting. Melalui investasi dalam pemulihan lahan dan ketahanan terhadap kekeringan, kita tidak hanya mengatasi masalah degradasi lingkungan, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam mitigasi perubahan iklim,” terangnya.

Kemudian restorasi lahan, ia menyebut, selain menghasilkan manfaat ekosistem yang signifikan, restorasi lahan juga mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan keberlanjutan sosial, kesejahteraan masyarakat.

“Namun, pendekatan ini juga harus didasarkan pada prinsip keadilan, memastikan bahwa manfaatnya dirasakan oleh semua pihak, termasuk komunitas lokal dan masyarakat adat. Di sisi yang lain, inovasi teknologi dan kebijakan yang inklusif secara bersama-sama akan dapat menciptakan solusi yang berkelanjutan atas krisis iklim, sambil memastikan kesejahteraan bagi semua pihak yang terlibat,” ujarnya.

Orang nomor satu di lingkup Pemkab Mojokerto ini juga menjelaskan, Indonesia melalui Enhanced Nationally Determined Contributions (ENDC) telah meningkatkan ambisinya dalam komitmen pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Semula, target penurunan emisi GRK Indonesia dengan kemampuan sendiri adalah 29%, menjadi 31,89% pada ENDC, sedangkan target dengan kerjasama internasional sebesar 41% naik menjadi 43,20% pada ENDC.

“Peningkatan target tersebut dengan pertimbangan mendalam dari kebijakan sektoral terkait, terutama folu net-sink 2030, dekarbonisasi, JETP, CCS, percepatan penggunaan kendaraan listrik, kebijakan B40, peningkatan aksi sektor limbah seperti pemanfaatan sludge ipal, serta peningkatan target pada sektor pertanian dan industri,” bebernya.

Sementara, dari tahun ke tahun, lanjut Ikfina, capaian pengurangan emisi Indonesia terus meningkat. Tahun 2014 dan 2015 tidak ada pengurangan emisi, yang terjadi justru penambahan emisi. Dalam catatan sejak 2010 hingga 2015 dan 2019, terjadi pengurangan emisi yang cukup fluktuatif. Pada kurun waktu 2020-2022 terjadi pengurangan emisi yang signifikan dan menjadi relatif stabil, yaitu di atas 40 % jika dibandingkan dengan Business As Usual (BAU).

“Data tahun 2022, menunjukkan bahwa capaian pengurangan emisi GRK nasional sebesar 876 juta ton CO2E atau 41,6% terhadap nilai BAU di tahun yang sama. tahun 2023 masih cukup baik karena kita bisa kelola el-nino 2023 dengan baik,” jelasnya

Kemudian yang menggembirakan, masih Ikfina, capaian pengurangan emisi GRK sektor energi mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada periode 2015–2022 dengan capaian pengurangan emisi GRK sektor energi di akhir periode tahun 2022 sebesar 29,5 % terhadap BAU pada tahun yang sama.

“Peningkatan pengurangan emisi GRK pada tahun 2021 dan 2022 disebabkan keberlanjutan aksi mitigasi yang dilakukan di sektor energi oleh beragam pelaku aksi, baik pemerintah maupun sektor swasta dan masyarakat, dan adanya penambahan aksi mitigasi yang baru terlaporkan, antara lain aksi mitigasi efisiensi energi pada industri semen dan industri pupuk pada sektor perindustrian,” ujarnya.

Bupati perempuan pertama di Kabupaten Mojokerto ini menjelaskan Indonesia telah menerbitkan Perpres 98/2021 tentang Nilai Ekonomi Karbon (NEK) yang mengatur pelaksanaan aksi mitigasi dan aksi adaptasi perubahan iklim yang dilakukan melalui penyelenggaraan NEK untuk mencapai target NDC dan pengendalian emisi untuk pembangunan nasional.

Penyelenggaraan NEK dilakukan pada sektor dan sub sektor dengan pelaksana oleh kementerian/lembaga, pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat, melalui 4 mekanisme yaitu perdagangan karbon dengan offset dan perdagangan emisi, pembayaran berbasis kinerja, pungutan atas karbon dan mekanisme lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dengan demikian, adanya nek dapat menjadi insentif untuk pencapaian ndc dalam mendukung upaya yang selama ini dilakukan, seperti pengendalian kebakaran hutan, pencegahan deforestasi dan degradasi hutan, atau transisi teknologi untuk mewujudkan energi baru terbarukan seraya terus mengupayakan terbangunnya kesempatan kerja dan generating pendapatan.

“Yang penting sebagai catatan bahwa upaya mitigasi dan adaptasi merupakan upaya atasi iklim dan pelestarian lingkungan yang sekaligus menjadi insentif untuk kesejahteraan juga secara ekonomi. Bagi indonesia, NEK merupakan bagian dari kekayaan alam Indonesia dan dikuasai negara yang harus digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sesuai makna pasal 33 UUD 1945,” terangnya.

Di akhir sambutannya, Ikfina berterima kasih atas segala capaian yang ada hingga saat ini, atas nama pemerintah, ia menyampaikan ucapan terima kasih, apresiasi dan penghargaan yang tinggi atas kerja keras seluruh elemen bangsa, seluruh masyarakat, baik kelompok komunitas, aktivis, dunia usaha, para tokoh perempuan, generasi muda, green leaders, akademisi, jurnalis dan juga jajaran birokrasi di daerah dan di lapangan.

“Terima kasih juga atas dukungan para pemimpin politik dan pengambil kebijakan tingkat nasional dan tingkat daerah. Peringatan hari lingkungan hidup 2024 ini menjadi momen penting untuk terus menumbuhkan, meningkatkan kesadaran dan kepedulian secara konsisten dalam upaya memperbaiki lingkungan secara keberlanjutan,” pungkasnya. (*)


Eksplorasi konten lain dari Kabar Terdepan

Mulai berlangganan untuk menerima artikel terbaru di email Anda.

Tinggalkan komentar