IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Kisah Tukang Pencari Rumput Asal Lamongan Naik Haji Bersama Istri

Avatar of Jurnalis : Setyawan - Editor : Yunan
IMG 20240514 145614
Salah satu pasutri JCH asal Lamongan, Jawa Timur, Paridjan dan istri saat tiba di Asrama Haji Embarkasi Surabaya, Senin (13/5/2024). (Eko Setyawan/Kabarterdepan.com)

Surabaya, Kabarterdepan.com – Hati Paridjan sangat senang. Bola matanya pun berbinar-binar. Perjuangannya yang dilakukan selama ini dapat memenuhi panggilan Ilahi ke Tanah Suci, Mekah, terbayar lunas.

Pria berusia 65 tahun itu begitu bersyukur, bisa menyisihkan hasil kerja sebagai tukang pencari rumput untuk pakan ternak milik orang lain ini hingga mampu memenuhi rukun Islam kelima itu pada 1445 Hijriah/2024 ini.

Responsive Images

Lansia asal Kelurahan Sukomulyo, Lamongan, Jawa Timur itu, kini tercatat dalam jemaah calon haji (JCH) kelompok terbang (kloter) 7. Ia berangkat ke Makkah, Arab Saudi, dari Asrama Haji Embarkasi, Surabaya.

Paridjan ke Tanah Suci tak sendirian. Istrinya, Tasriyatun pun ikut diajak dalam satu rombongan. Mereka dijadwalkan penerbangan dari Bandara Internasional Junada Surabaya, di Sidoarjo, Selasa, (14/5/2024) pada Pukul 13.00 WIB.

Sebelum mereka berangkat, Paridjan menyempatkan diri untuk berbagi kisah dalam mewujudkan keinginan pergi haji tersebut. Yang bermula dari keinginan kuat istrinya, Tasriyatun.

“Sejak 2005 itu kami mulai menabung. Menyisihkan gaji sebulan sekali. Kadang saja Rp. 50 ribu, kadang Rp. 300 ribu. Tak tentu. Sebisa dan semampunya,” katanya.

Rasa ragu sempat menghantui istri Paridjan, Tasriyah, jika tabungannya tak bisa memenuhi kebutuhan berhaji. Tapi, ia selalu menguatkannya, meyakinkan jika kuasa Allah begitu besar. Paridjan juga berkeyakinan kuat, bahwa berhaji adalah panggilan Allah SWT.

Karena itulah, meskipun gaji sebagai buruh rumput nilainya kecil, agar tetap optimis. Selain itu, Paridjan juga sempat merelakan dirinya untuk melakoni kerja sampingan, sebagai jagal, atau tukang potong hewan.

“Sambil kita niati, tulus-ikhlas berhaji karena Allah SWT. Alhamdulillah datang juga kesempatan itu. Semoga ini menjadi jawaban atas doa kami,” harapnya.

Itulah, kisah perjuangan salah satu dari JCH pasangan suami-istri (pasutri) asal Lamongan yang sukses naik haji. Setelah menabung sekitar 6 tahun lamanya sejak tahun 2005 itu, dan mulai mendaftar haji pada 2011. Penantian mereka selama 13 tahun akhirnya terbayar lunas. (*)


Eksplorasi konten lain dari Kabar Terdepan

Mulai berlangganan untuk menerima artikel terbaru di email Anda.

Tinggalkan komentar