Kota Mojokerto, Kabarterdepan.com – Festival bakar sate dilaksanakan dalam rangkaian Hari Jadi ke-106 Kota Mojokertodi Halama GOR Seni Mojopahit, Senin (17/6/2024) malam.
Di perhelatan Festival bakar sate itu Masyarakat Kota Mojokerto tak hanya makan sate gratis, tapi juga acara ini juga dibalut dengan penampilan aneka ragam budaya di setiap stand peserta lomba.
Peserta lomba yang turut meramaikan Festival Bakar Sate ini terdiri dari semua Dinas di Pemerintah Kota Mojokerto, Kelurahan, SMPN, Bank Jatim dan beberapa Organisasi Wanita.
Di depan masing-masing stand terdapat alat pemanggang sate. Sehingga para peserta sibuk memanggang dan menghias sate. Selanjutnya, sate dari setiap stan dikumpulkan di tenda khusus untuk dinilai tim juri. Sebagian lainnya disuguhkan kepada pengunjung secara gratis.
Masyarakat Kota Mojokerto yang hadir bisa makan sate secara gratis. Bukan cuma itu saja bahkan juga disuguhi dengan penampilan peserta dengan kostum ragam budaya di Indonesia.
Stand peserta lomba juga didesain sesuai tema budaya yang diangkat contohnya seperti tema Majapahitan dan sebagainya. Setiap peserta juga dituntut untuk memberikan penampilan seperti tarian, teriakan yel-yel dan tabuhan irama saat dikunjungi Pj Wali Kota Mojokerto Moh Ali Kuncoro.
Mas Pj, sapaan akrab Pj Wali Kota Mojokerto berharap Festival Bakar Sate ini menjadi agenda rutin tahunan yang bukan hanya bisa dinikmati masyarakat Kota Mojokerto saja tapi juga lebih besar, bisa dinikmati semua pengunjung dari berbagai daerah di Jawa Timur, bahkan Se-Indonesia.
“Saya berharap acara festival bakar sate ini ke depan bisa dilaksanakan lebih besar lagi, sehingga akan menjadi ikon event Kota Mojokerto yang mampu menarik lebih banyak pengunjung yang datang dan otomatis akan mendongkrak perekonomian masyarakat,” harapnya.
Mas Pj membeberkan hasil survei Travel and Tourist Development Index, Indonesia naik kelas, saat ini peringkat 22 dunia yang paling banyak diminati dan dikunjungi wisatawan.
Ia berharap Kota Mojokerto mampu memberi kontribusi, sehingga tema hari jadi tahun ini “Menuju Kota Wisata Sejarah Mandiri, Berdaya Saing dan Berdampak” dapat terealisasi.
“Di Acara ini pendekatan pentahelix nyata terlihat ada yaitu unsur pemerintah, akademisi, bisnis, pers dan masyarakat, kebersamaan dan guyup rukun seperti ini harus bersinergi semakin erat,” pungkasnya. (Alief)
Eksplorasi konten lain dari Kabar Terdepan
Mulai berlangganan untuk menerima artikel terbaru di email Anda.
