IMM Toyota - Mojokerto
Kitoshindo
Birth Beyond

Pengasuh Ponpes di Sidoarjo Diduga Cabuli Santri, Plt Bupati Ancam Tutup Ponpes

Avatar of Jurnalis : Setyawan - Editor : Yunan
IMG 20240621 215137
Sejumlah warga, melintas depan area Ponpes Al-Mahdiy di Sidoarjo, Jumat (21/6/2024). (Eko Setyawan/Kabarterdepan.com)

Sidoarjo, Kabarterdepan.com – Ada banyak Pondok Pesantren (ponpes) yang berdiri di Kabupaten Sidoarjo. Lokasinya hampir merata, ada di 18 kecamatan wilayah Kota Delta (sebutan Kabupaten Sidoarjo) itu.

Namun belakangan ini, berhembus kabar miring tentang salah satu lembaga pendidikan keagamaan tersebut. Satu di antara puluhan Ponpes itu didemo oleh warga sekitarnya. Pasalnya, pengasuh Ponpesnya diduga berbuat tak seronoh ke seorang santrinya. Diduga telah melakukan pencabulan.

Responsive Images

Persoalan itu tidak hanya telah dilaporkan, dan tengah ditangani polisi. Tapi, juga sudah didengar oleh pejabat Pemkab Sidoarjo. Plt Bupati Sidoarjo Subandi akan berkoordinasi dengan pihak terkait, untuk melakukan upaya pendekatan dengan pihak Ponpes yang tengah didemo warga tersebut.

“Kami akan segera memanggil pihak mereka (Ponpes, Red). Minggu depan,” ujarnya, Jumat (21/6/2024).

Bahkan, dia juga mengancam, akan menutup Ponpes itu jika memang telah terbukti.ply Bupati tak ingin persoalan itu berimbas negatif kepada Ponpes lain di Kota Delta. Sehingga Ponpes lain bisa berhati-hati, tak sampai tersandung perkara hukum.

“Kalau memang betul (dugaan pencabulan itu, Red), kami akan tutup Ponpes itu. Dicabut izinnya, agar yang lain lebih berhati-hati,” tegasnya.

Sebab, menurutnya, Ponpes harus menjadi sebuah sarana belajar yang baik. Ponpes harus berperan dalam membangun pondasi anak bangsa dalam hal agama, hingga moralnya.

“Sesuai harapan dari masyarakat, dan orang tua menitipkan anaknya di Ponpes agar menjadi anak yang baik, makanya harusnya dijaga,” ujarnya.

Sebelumnya, persoalan tersebut berhembus di lingkungan Ponpes Al-Mahdiy. Lokasinya, di Dusun Ngemplak, Desa Pagerwojo, Kecamatan Buduran, Sidoarjo. Warga sekitar Ponpes protes karena adanya persoalan tersebut.

Mereka menuntut agar Ponpes itu ditutup. Aksi protes mereka diwarnai dengan pemasangan sejumlah banner bernada tuntutan, antara lain, Mafia Berkedok Yayasan Ponpes; Warga Mengutuk Keras Tindak Asusila Berkedok Pendidikan Keagamaan; dan, Merdeka Itu Bebas Dari Tindak Asusila.

Mereka lantas memasang banner-banner tersebut persis di depan area Ponpes. Tapi, pihak Ponpes tak banyak memberikan tanggapan terkait persoalan itu. Ponpes tetap melakukan aktifitas seperti biasanya.

Bahkan pihak Ponpes yang memiliki sekitar 30 santri tersebut menampik apa yang menjadi persoalan tersebut.

“Saya sudah 2 tahun mengajar di sini. Tidak ada seperti yang dituduhkan (dugaan pencabulan, Red). Mungkin itu fitnah,” ujar Candra, salah seorang pengasuh santri Ponpes yang berdiri sejak Tahun 2020 itu. (*)


Eksplorasi konten lain dari Kabar Terdepan

Mulai berlangganan untuk menerima artikel terbaru di email Anda.

Tinggalkan komentar