Melihat Masjid Layur di Semarang, Berusia 1 Abad Dibangun Orang Yaman

Avatar of Redaksi
Keberadaan Masjid Layur atau Masjid Menara di Semarang yang menyimpan sejarah. (Ahmad/kabarterdepan.com)
Keberadaan Masjid Layur atau Masjid Menara di Semarang yang menyimpan sejarah. (Ahmad/kabarterdepan.com)

Semarang, kabarterdepan.com – Masjid Layur yang berada di Jalan Layur, Dadapsari, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, menyimpan sejarah panjang.

Hal tersebut dikemukakan pengamat sejarah Semarang, Jongki Tio di kediamannya, Minggu (17/3/2024).

Responsive Images

Masjid ini berusia lebih dari 1 abad atau tepatnya dibangun tahun 1802.

Masjid Layur ini juga dikenal dengan sebutan Masjid Menara, yang merupakan salah satu masjid tertua di Semarang.

Aktifitas umat islam salat di Masjid Layur Semarang. (Ahmad/kabarterdepan.com)
Aktifitas umat islam salat di Masjid Layur Semarang. (Ahmad/kabarterdepan.com)

Jongki menyampaikan bahwa menara tersebut berhubungan dengan keberadaan pada masa-masa awal Kampung Melayu.

“Itu dulu tempat pendaratan kedua di Semarang. Awalnya dulu perahu-perahu mendarat di daerah Mangkang Kulon, kini disebut Kampung Mangunharjo,” katanya.

Setelah di Mangkang dianggap terlalu sempit, menurut Jongki, lantas dipindahkan ke Kampung Melayu.

“Itu mungkin setelah tahun 1.700 an. Kemudian semakin banyak saudara yang berasal dari Melayu, itu terutama dari Yaman,” tambahnya.

Jongki Tio, pengamat sejarah di Semarang. (Ahmad/kabarterdepan.com)
Jongki Tio, pengamat sejarah di Semarang. (Ahmad/kabarterdepan.com)

Berawal dari situ, Jongki meringkaskan, orang-orang Arab Yaman kemudian banyak yang tinggal di daerah Kampung Melayu.

“Mereka berkembang menjadi pemukiman, mereka membangun masjid, yang bangun orang-orang dari Hadramaut (Yaman),” ringkasnya.

Tak hanya orang Melayu, yang bermukim di situ juga terdapat orang Jawa dan Bugis.

“Terus berkembang jadi pemukiman. Arus perahu makin padat, maka dibangun Menara Syahbandar yang di Sleko, kemudian menara pengawas lama, sepenuhnya jadi masjid,” terangnya.

Sementara itu, Takmir Masjid Layur, Ali Maksum mengatakan, dulunya Masjid Layur bertingkat dua, namun karena terjadi penurunan tanah kini lantai dasar diuruk.

“Jika dilihat dari luar (sisi sungai) kelihatan bekasnya, kalau dari dalam terlihat pucuk jendelanya,” pungkasnya. (Ahmad)


Eksplorasi konten lain dari Kabar Terdepan

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan komentar