
Jakarta, KT – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jatim, Arumi Bachsin Dardak mengatakan tuntutan market acapkali berubah. Karena itu, UMKM harus bisa beradaptasi sehingga UMKM bisa terus berinovasi dengan tetap menjunjung tinggi budaya.
“Namun produknya tetap menyesuaikan dengan trend supaya diminati masyarakat utamanya anak muda,” Arumi setelah mengikuti Rakornas Dekranas di Jakarta, Selasa, (12/9/2023).
Tidak sekadar produk, Arumi menekankan bagaimana produksi yang efisien diimbangi dengan dari sisi harga lebih terjangkau agar mampu bersaing dengan produk luar negeri. Caranya, memperkuat produksi di dalam negeri sehingga harganya bisa bersaing.
“Biasanya ketika produk sudah di tangan konsumen, terkadang ada beberapa konsumen yang sensitif terhadap harga produk lokal. Makanya barang luar negeri yang mengimitasi budaya Indonesia akhirnya laku di sini. Mungkin karena biaya produksi lebih murah,” tuturnya.
Soal kualitas, kata Arumi, tidak mungkin berkompromi. Tapi dengan kualitas yang baik, juga tetap harus memiliki harga yang sifatnya mampu bersaing dengan produk lainnya.
Mengenai pemasaran, Arumi mengajak pelaku UMKM beradaptasi dengan perkembangan zaman, yakni memasarkan produk secara online. Serta menggelorakan gerakan bangga buatan Indonesia.
Sementara itu, Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional Wury Ma’ruf Amin mengatakan rakornas dekranas membuka kesempatan membahas isu-isu strategis untuk pengembangan industri kerajinan nasional. Artinya, menjelajah peluang baru, mendiskusikan solusi serta merumuskan langkah konkret untuk mendorong industri kerajinan yang inklusif dan berkelanjutan.
Ia menyebut, ada 9 isu strategis yang sedang berkembang dan perlu dibahas untuk kemajuan UMKM, diantaranya digitalisasi dan teknologi, keberlanjutan produk ramah lingkungan, kerajinan lokal dan warisan budaya, kerja sama dengan desainer, pasar global dan ekspor melalui e-commerce dan platform.
Selain itu, pengembangan SDM, pengembangan pasar dalam negeri, tantangan persaingan di tengah globalisasi industri kerajinan serta keaslian dan kekhasan produk yang unik, khas, menarik dan berkualitas.
“Isu-isu strategis ini mencerminkan pergeseran dalam industri kerajinan dan mempengaruhi seluruh stakeholder di sektor kerajinan untuk beradaptasi dan berinovasi menghadapi tantangan dengan cara memanfaatkan peluang yang ada,” jelasnya. (*)